Fakta Menarik tentang Solo / Surakarta

nanangri
5 min readNov 3, 2016

--

Kraton kota solo salah satu tempat menarik di Slo

Solo adalah salah satu kota yang unik dan sayang untuk dilewatkan. buat kamu yang belum sempat mengunjungi Solo, sempatkanlah. Mengapa? berziarah ke Solo, berarti Anda masuk ke kawasan Wisata Solo, sejarah serta budaya. waktu ini, banyak maskapai yang melayani perjalanan ke Solo.

Wisata di Solo dan sekitarnya layak buat dicoba. untuk penginapan, ada banyak hotel di Solo, mulai dari yang murah sampai yang bekulitas bintang lima. Sebelum bertolak ke Solo, sebaiknya kamu mengetahui apa saja karakteristik dari kota ini. Berikut sebagian fakta menarik dari Kota Solo!

Mempunyai dua nama sekaligus

Kota Solo ialah Kota yang memiliki dua nama dimana nama tersebut sama digunakan, yakni Solo serta Surakarta. Pada mulanya masyarakat sudah familiar dengan Desa Sala, maka banyak orang yang menyebut dengan Kraton Sala. Maka jadilah penyebutan itu hingga sekarang. Nama Sala masih dipergunakan, serta nama Surakarta juga tetap dipakai. namun entah dimulai oleh siapa dan kapan, serta karena apa pula, kata Sala berganti penulisan dan pembacaannya menjadi Solo.

Salah satu kota paling nyaman untuk ditinggali

Solo yaitu salah satu kota ternyaman buat ditinggali di tanah Jawa. Solo yakni kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini sangat nyaman dihuni karena ketenangan kotanya, penduduknya sebagian besar suku jawa. Solo atau Surakarta memiliki semboyan “Berseri”, kependekan dari “Bersih, Sehat, Rapi, serta Indah”, sebagai slogan yang mencerminkan ketenagan kota ini.

Tradisi Unik Kota Solo

Di Kota Solo ada tradisi unik yaitu Kirab Pusaka 1 Suro. acara ini diselenggarakan oleh Keraton Surakarta dan Puro Mangkunegaran pada malam hari menjelang tanggal 1 Suro. acara ini ditujukan untuk merayakan tahun baru Jawa 1 Suro. Rute yang ditempuh kurang lebih sejauh 3 km merupakan Keraton — Alun-alun Utara — Gladak — Jl. Mayor Kusmanto — Jl. Kapten Mulyadi — Jl. Veteran — Jl. Yos Sudarso — Jl. Slamet Riyadi — Gladak kemudian kembali ke Keraton lagi.

Pusaka- pusaka yang memiliki daya magis tersebut dibawa oleh para abdi dalem yang berbusana Jawi Jangkep. Kirap yang berada di depan yaitu sekelompok Kebo Bule bernama Kyai Slamet sedangkan barisan para pembawa pusaka berada di belakangnya, yang paling unik ialah tatkala kebo bule ini mengeluarkan kotoran, maka orang akan saling berebutan untuk mendapatkan kotoran kebo bule ini. Katanya sih, bisa bawa berkah. Namanya juga kepercayaan. Percaya ga percaya sih.

Ada pasar loak terkenal

Di Kota Solo terdapta pasar Loak atau pasar barang-barang bekas yang benar-benar terkenal yakni Pasar Klithikan Notoharjo, pasar ini dibangun pada tahun 2006 oleh Pemerintah Kota Surakarta. Pasar ini terletak di Kalurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, di atas lahan seluas 1.800 m2.

Pasar Klithikan Notoharjo dibangun menampung pedagang kaki lima diarea Taman Monumen 45 Banjarsari yang berjumlah 909 pedagang. Pasar Notoharjo lebih dikenal dengan nama Pasar Klithikan karena pasar tersebut sebagai wadah bagi penjual kakilima yang menjual berbagai barang bekas, seperti elektronik, pakaian, ponsel, sparepart kendaraan dan barang-barang lainnya. Pasar ini cukup unik karena di sini pengunjung bisa menemukan barang-barang bekas layak pakai.

Penyelenggara PON Pertama

Solo adalah kota pertama dimana PON (Pekan Olahraga Nasional) I diadakan. PON I merupakan PON pertama Indonesia yang diadakan di Surakarta pada 9–12 September 1948. Tanggal pembukaannya, 9 September, kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Olahraga Nasional.Pembukaan PON pertama ini diresmikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno serta acara penutupannya dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX Selaku Ketua Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) (sekarang KONI.

Pekan Olahraga Nasional I ini diikuti oleh sekitar 600 atlet yang bertanding pada 9 cabang olahraga yaitu Atletik, Lempar Cakram, bulu tangkis, sepak bola, tennis, renang, Pencak silat, Panahan dan Bola Basket dengan jumlah total medali (emas, perak, perunggu) yang diperebutkan sebanyak 108 medali. Pesertanya bukan pada tingkat propinsi melainkan pada tingkat Kota serta Karesidenan. ada 13 partisipan ialah Surakarta, Yogyakarta, Bandung, Madiun, Magelang, Malang, Semarang, Pati, Jakarta, Kedu, Banyuwangi dan Surabaya. Juaranya adalah kota Solo atau Surakarta dengan total medali sebanyak 36 medali.

Punya dua keraton

Solo yakni salah satu dari sedikit kota di Indonesia yang menyandang dua keraton, ialah Keraton Kasunanan Surakarta serta Keraton Mangkunegaran Surakarta yang berjarak sekira 11 km. Meskipun kedua keraton sudah tidak menjalankan pemerintahan seperti dahulu, namun masih terdapat sultan dan abdi dalem di dalam istana. Selain itu, keduanya juga masih kerap menggelar banyak ritual dan up event adat.

Selain bisa melihat sendiri arsitektur kuno pada bangunan istana dan masjid. Kamu juga bisa belajar mengenal kebudayaan Jawa yang masih terjaga. Jika datang di tatkala yang tepat, kamu bisa menyaksikan berbagai up acara serta ritual tahunan, salah satunya yaitu Sekaten.

Uniknya batik khas Solo

Setiap batik tradisional di setiap daerah mempunyai karakteristik tersendiri, sama halnya dengan batik khas Solo. Batik Solo menyandang beragam motif, dua di antaranya yang paling populer adalah Parang Kusumo dan Truntum. Batik Truntum identik dengan motif bunga kecil-kecil yang membentuk sebuah pola besar. Umroh solo.

Batik Parang Kusumo berbeda lagi. Batik ini dikenal sebagai batik yang biasa dipakai lapisan bangsawan Solo. Ciri dari batik ini ialah lajur motif diagonal yang dilukis dari bawah ke atas yang menandakan bahwa pemakainya masih berasal dari keturunan raja. Jika ingin lebih mengenal batik khas Solo, kamu bisa menginap di Best Western Premier Solo yang yakni sebuah hotel berkonsep batik.

Wisata kereta uap di tengah kota

Bagaimana rasanya naik kereta uap kuno dengan asap yang mengepul di udara serta suara tuutt. tuutt. yang khas? Rasa penasaran kamu akan segera terjawab oleh Sepur Kluthuk Jaladara. Lokomotif buatan Jerman pada 1896 ini masih aktif beroperasi sebagai kereta wisata. sepur ini bisa kamu temukan di Kota Solo loh.

Banyak dijumpai supeltas -Pak Ogah-.

Di Solo ada orang-orang yang ikhlas meski hidup pas-pasan, mereka yaitu Supeltas (Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas) yang rela tidak dibayar demi melancarkan arus lalu lintas yang makin semarwut. namun sejumlah waktu lalu para ‘polisi cepek’ ini oleh Kepolisian Kota Solo dibina. Dikasih rompi serta perlengkapan pengatur lalu lintas seperti peluit dan tanda rambu.

“ Jika dahulu kami hanya bantu menyeberangkan orang yang ngasih duit aja, sekarang kami nggak pan serta g mau ngasih atau tidak semua kami bantu”. tatkala ditanya apakah tersedia honor khusus dari kepolisian, mereka menjawab nggak ada. “Ya hanya mengandalkan pemberian sukarela dari pengguna jalan saja, namanya juga sukarelawan mas”, demikian katanya. namun demikian mereka sungguh bahagia karena dapat membantu kesusahan orang lain tatkala di jalanan.

--

--